Kanker payudara dapat dirasakan melalui tanda utamanya yaitu muncul benjolan pada payudara. Namun, bukan berarti semua benjolan bukan berarti kanker. Karena benjolan yang ada di benjolan di payudara wanita bisa disebabkan oleh beberapa hal. Hal ini dikatakan oleh DR dr Carmen, SpKO.
Menurut Carmen yang merupakan Wakil Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) pada acara edukasi massal periksa payudara sendiri (SADARI) di SMK 51 Jakarta Timur pada Jumat (10/10/2014), mengatakan bahwa benjolan yang ada di payudara bisa saja muncul akibat pembesaran kelenjar susu akibat hormon pada wanita.
Benjolan ini umumnya disebut fibro adenoma mamae (FAM) yang lebih umum terjadi jika dibandingkan dengan benjolan kanker, terutama pada wanita muda seperti siswi di tingkat sekolah menengah. FAM sendiri merupakan
tumor jinak pada payudara yang sebenarnya tidak perlu dioperasi, menurut Carmen. Benjolan akibat tumor jinak juga akan tetap di satu tempat, tidak menyebar, dan tidak berbahaya.
"Kutil itu tmor jinak, tahi lalat itu tumor jinak, tapi dia hanya ada di situ tidak menyebar. Kalau tumornya ganas terus berkembang dan menyebar baru kita sebut itu kanker," ujar dr. Poernomo Sigit Sidi, Penanggung Jawab Klinik YKI, yang ditemui di acara yang sama.
Poernomo juga mengatakan penting bagi wanita untuk mengetahui perubahan pada payudaranya. "Jadi kadang-kadang mereka tidak mengerti itu benjolan apa. Makanya dengan edukasi ini diharapkan mereka begitu menemui benjolan datang ke dokter," ujar Poernomo.
Agar tahu bedanya antara tumor jinak dan tumor kanker, maka Kepala Instalasi Deteksi Dini dan Onkologi Sosial Rumah Sakit Kanker Dharmais, dr. Walta Gautama, SpB(K) Onk mengatakan benjolan kanker berciri keras, tidak rata, bersisik, dan tidak disertai rasa nyeri. Lain halnya dengan FAM. Biasanya FAM muncul pada wanita muda yang cirinya lunak, mudah bergerak, dan ada rasa nyeri terutama saat menstruasi.